Kamis, 21 April 2011

ESSAY

WHO AM I ??



                 Who am i ? pernyataan ini adalah pertanyaan yang perlu kita renungkan dalam diri sendiri. Dengan mengetahui siapa diri ini, kita akan mampu menilai diri sendiri. Seberapa pentingkah menilai menilai diri itu ? Tentu hal ini menjadi hal yang vital, karena dengan menilai diri sendiri kita mampu bersikap baik ke depannya. Mahasiswa harus mampu menilai siapa diri kita dan bagaimana kita menilai diri.
                 Banyak persepsi sesorang mengenai hal di atas. Sebagian menganggap bahwa harga diri adalah hasil dari penilaian orang- orang yang ada di sekitarnya. Menurut saya siapa kita bukanlah hasil dari penilaian orang di sekitar, melainkan hasil dari bagaimana memberikan apresiasi terhadap diri sendiri. Jika kita memberikan nilai positif terhadap diri sendiri maka yang akan terekspresikan ke luar adalah hal-hal yang positif juga. Tetapi sebaliknya, jika memberikan nilai negatif pada diri ini maka buah yang negatif-lah yang terpancar dari kehidupan. Sebab, bagaimana kita menilai hidup akan sangat menentukan harga diri sendiri. 
                Bagaimana menilai positif terhadap diri ini ? Sederhana saja, perlu adanya kebaikan dan kejujuran yang terpancar dari dalam hati ini. Hal-hal seperti itu sebenarnya yang memberikan nilai positif yang paling besar dalam menilai hidup sehingga bisa melihat bahwa siapapun kita akan memiliki hidup yang sangat berharga. 
                 Kita memerlukan sarana dalam pencapaian menilai diri dan bagaimana bersikap kedepannya. Salah satunya adalah mengikuti Pelatian atau training yang diadakan perusahaaan tertentu. Saya memiliki motivasi yang kuat untuk berkontribusi dalam acara ini. Utamanya adalah mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan baik untuk menjual diri dengan “personal banding”. Hal ini penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari. Apalagi daya saing dalam menciptakan dan mencari lapangan kerja sangatlah tinggi, sehingga dengan mengikuti training ini, selangkah lebih maju dalam pengembangan diri. Selain itu, pikiran menjadi lebih terbuka dengan hal- hal baru dan dinamis, karena kita bersikap open minded terhadap acara ini dan mewujudkan dalam kegiatan sehari- hari.
                Demikianlah perilaku kita bagaimana dalam menilai diri dengan baik dan motivasi kuat dalam mengikuti Pelatihan ini yang akan diadakan oleh perusahaan tertentu. Siapa diri kita dan bagaimana bersikap baik ke depannya merupakan suatu proses panjang yang harus dilalui dalam hidup. Proses itu berjalan melalui banyak sarana yang akan menjadikan kita dewasa untuk bertindak, menilai diri dan termotivasi dalam suatu kegiatan.

TAINING OF TRAINER PART 1

Sabtu, 16 April 2011
TRAINING OF TRAINER

PART 
“MOTIVATION”

                Pagi ini aku terbangun dari kasur super empuk dengan perasaan malas. Rasanya seperti setan sedang membisikkan sesuatu di telingaku, “hei manusia, tak kasian pula kau dengan badan gedhemu itu yang baru tidur 4 jam, tak pula kau capek, lebih baik tidur kembali”. Tapi apa daya, pengaruh setan pun tidak aku gubris, karena menurutku, amanat adalah sesuatu yang penting dan harus ditepati. Yah, kami bertiga yaitu Shika, Riana dan Mbak Ina  akan berkunjung ke IAIN Walisongo Semarang untuk memenuhi undangan dari salah satu mahasiswa WEC (Walisongo English Club) . Tema dari acara ini adalah “ Training of Trainer”.
           Kesan pertama yang membuatku sedikit tercengang adalah, hanya kami cewek ber tiga yang tidak menegnakan jilbab. Tapi ya cuek saja.. Apamau dikata, toh kita tidak diusir.
 Hanya dengan @10.ribu , mendapatkan fasilitas : snack dua kali, lunch, stiker (“gambar templek”) dan sertifat. Cukup terjangkau untuk mahasiswa sepert i saya. Begitu memasuki ruangan, suasana Islami terasa kental dalam ruangan ini. Jujur berbeda banget dengan tampat kuliah aku sekarang. Acara mulai pukul 08.30, “hanya terlambat 30 menit”. Waktu setengah jam adalah batas tolerir dari mulainya sebuah acara. Bahkan aku pernah harus menunggu sekitar 2-3 jam dalam memulai kegiatan.  Orang bule menamakan jam ngaret di sini dengan “Indonesian Hour”. Ckkc... 
           Oke, pembicara pertama dalam acara ini adalah Mr. Suhendra. Gaya berbicara yang menurut saya attractive ditunjang dengan kemampuan bahasa Inggris beliau serta ekspresi mimik  beliau menambah semangat dari peserta untuk antusias dalam acara ini.  Point- point penting yang menarik dalam penyampaian beliau adalah :


Add caption
              “CHANGING other people by changing our self”. It means that we don’t need to change attitude of other people to respect with us, we just need to change our behaviour, and then see what will happend to us.  Sebagai contoh, kita akan berjalan melewati segerombolan preman yang terlihat membawa benda tajam seperti pisau. Yeah off course, kita takut, ditunjang dengan wajah mereka yang seram seperti akan menerkam mangsanya #lebay, hhiii. It’s just simple. Berjalan sajalah dengan tenang, dan menyapa mereka dengan salam, “assalamualaikum”, lalu lihat ekspresinya. Tapi, Jika Allah berkehendak lain, siap2 lah untuk mengambil langkah seribu, karena mereka akan mengejar, hhhaa...
Don’t become MR. NOBODY, and just become SOMEBODY. Point no 2 inilah yang PALING SAYA SUKA. Maksud dari kalimat ini adalah, jangan biarkan diri kita yang berharga ini dibaikan orang- orang sekitar kita. Saat duduk, no one respect to us. Ketika Berdiri, people ignore us. Ada atau tidaknya diri ini dalam suatu event tidak berati apa atau tidak memberi kontribusi apapun. Bahkan, menurut artikel terkenal, salah satu penyakit yang membunuh seseorang pelan- pelan adalah perasaan tidak dibutuhkan orang lain, merasa diri ini tidak berguna bagi lingkungan. Jadilah SOMEBODY, dimana saat duduk ada orang menyapa, saat berdiri ada orang menegur, ketika ada kegiatan kita pun aktif berkontribusi. Itulah yang disebut SOMEBODY. How’s become somebody ? Melalui achievement lah kita dapat menunjukan diri ini. Melalui prestasi akademik kuliah, aktif di organisasi, bahkan tetap bergaul dengan siapapun. Bersikap open minded tatpi tetap memegang prinsip.
“SHARE your ACHIEVEMENT to make people not jealous.”. Sudah tidak asing lagi di jaman yang serba instan itu, ketika seseorang meraih prestasi, maju dan berkembang, tetapi temannya malah bersikap iri. Lalu perlahan- lahan mulai menjauh. Cara yang efektif untuk menraik mereka kembali agar tetap menjadi teman adalah dengan MEMBAGI ILMU kepada sahabatnya. Bagaimana kita meraih prestasi in dan kiat- kiatnya. Yakinlah bahwa dengan membagi pengetahuan tidak akan mengurangi kualitas dan kuantitas ilmu kita, tapi justru membuat ILMU kita BERTAMBAH faedahnya untuk bekal di surga kelak.
TO BE CONTINUED.....